29 November 2009

kau, hadirkan BEDA













perjalanan saya hari ini keujung jakarta entah kenapa terasa berbeda
begitu menenangkan dan menyenangkan
awalnya saya cukup bosan serta pusing karna saya duduk dibangku belakang
tapi setelah mobil saya melaju dengan kecepatan tinggi melewati tol cawang,
saya jadi sibuk sendiri
sibuk ngeliat keluar jendela
dan sibuk menyalakan mini komputer di otak saya


saya ga tau pasti sejak kapan saya jadi suka sekali ngeliat
fenomena2 alam
gundukan awan (begitu saya menyebutnya), hamparan langit biru
tebaran bintang, manisnya bulan dan masih banyak lagi
siang ini awan yang menggantungi langit benar-benar indah


awan itu tidak semuanya putih
diantara putihnya "kapas-kapas" itu ada beberapa helai yang mulai menghitam
namun justru disitu indahnya
putih berpadu dengan abu-abu menggelantung acak dilangit biru
what a perfect picture!
sayang saya tidak bisa mengabadikannya

gambaran awan itu mengingatkan saya akan hidup
awan putih saya ibaratkan sebagai pilihan yang tepat
awan kelabu saya posisikan sebagai pilihan yang salah
siapa yang menilai tepat atau salah?
orang lain tentunya


hidup sejatinya tidak hanya dihiasi oleh pilihan tepat yang mendatangkan puji dari mereka
terkadang hidup diisi oleh kesalahan berulang yang mampu hadirkan sensasi amarah
hidup hanya soal memilih
sebab hidup tak'kan pernah berhenti tawarkan jutaan pilihan
dan kita sebagai pemilih tak'kan pernah cukup punya
waktu untuk memikirkan pilihannya
inilah mengapa kadang kita salah mejantuhkan pilihan
karna kita manusia, manusia yang masih selalu salah
















mengapa banyak orang berubah gusar melihat sisipan awan kelabu mengelayuti birunya langit?
mengapa putihnya awan serasa ternoda oleh hadirnya kelabu?
sadarkan kita, awan kelabu yang acap kita caci mendatangkan berkah bagi mereka?
begitu beratnya ia membawa jutaan ton air
semata dilakukan agar dapat melembutkan tanah dan memberi minum dedaunan
dan juga
setelah jutaan ton air mengalir deras
akan hadir fenomena alam tercantik diangkasa
pelangi



















pelangi tersaji
menghiasi biru langit
menyajikan merah, kuning, hijau, jingga, nila
bukan lagi putih
tidak hanya kelabu
tapi gabungan spektrum warna
membentuk lengkung senyum dilangit




awan putih yang bergantungan dilangit biru sesaat digantikan oleh kelabunya mendung
yang hadirkan sensasi dingin hujan kemudian bawakan senyuman pelangi
bagaikan siklus hidup yang senantiasa dan akan kita lewati
tak akan pernah kita rasakan manis tanpa pernah tau pahit
tak akan pernah saksikan tawa tanpa pernah cucurkan tangis
itulah hidup..

hidup yang hanya hadirkan putih dalam lautan biru
akan sangat menjemukan pada waktunya
kelabu hadirkan dimensi lain pada saatnya
dan ciptakan kecantikan sempurna langit dengan hadirnya senyum pelangi

itulah mengapa kelabu yang hadirkan beda
buktikan bahwa ia mampu ciptakan warna berbeda
bila kesempatannya ada


si pelamun ini percaya, semua akan indah pada waktunya :)

..lamunan siang di tol cililitan-tj.priuk..

3 komentar:

Yudha Andriyanto mengatakan...

itu gambar sunrisenya kayaknya punya saya deh ..
iya kan ??? heheheeh

chocappucino mengatakan...

iyaa
itu dari satu folder yang saya bajak
waktu kita magang

nuhun boleh masang gambarnyaa

Yudha Andriyanto mengatakan...

bayar ya mbak. atau setidaknya sebutkan nama saya. hahahaha