21 Juli 2013

Berlayar Kembali

Saatnya berlayar kembali. Mengarungi dan mencari. Berpegang pada arahan illahi. Kembali memberanikan diri untuk berlari, sekali lagi. Dengan tujuan yang berbeda. Kali ini, tak ada lagi tangis yang menyertai. Perempuan itu sudah belajar berdiri. Belajar menjadi kaki untuk dirinya sendiri.

Lautan masih cukup luas 'tuk dijelajahi. Sekali lagi, ia kembali kehilangan lautnya. Pun tak inginkann bersandar pada labuhan terdekat. Perempuan itu memilih pergi, berlayar sekali lagi. Memohon illahi merestuinya menjalani hari.

Dia kembali kehilangan lautnya. Kembali harus mencari arus baru. Untuk bisa sekali lagi terbawa pergi. Pergi jauh dari tepi labuhan yang menantinya. Mungkin ia terlalu takut melangkah, terlalu takut menghadapi. Mungkin benar dan ia tak mampu lagi mengakui.

Sejujurnya, badai tak lagi mampu lemahkannya. Karena ia sudah sangat lelah, hingga hanya ingin berdiam. Berdiam pada lautnya. Lautnya yang mati. Lautnya yang hendak pergi. Semoga Tuhan tau, apa ingin hati perempuan itu. Karena isaknya tak lagi akan menderu. Dia akan mencari lautan baru.

Kali ini tak banyak mau, cukup biru dan tenang. Sudah cukup.


Courtesy of this

courtesy of this blog






21 Juli 2013
Kepada angin yang membuat daun berpisah dengan pohon 
Kepada pantai yang membuat laut berpisah dengan kapal
Mungkin ada rindu yang tak mampu disampaikan mereka padanya.

Apakah daun yang gugur pernah merindu pohon yang menaunginya?
Apa kapal yang bertertambat pernah merindu laut yang membebaskannya?
Mungkin, mungkin ada. Mungkin membara.




15 Juli 2013

Quick Post: Friendship Nowadays

Back Street Boys once had a song called Show Me the Meaning of Being Lonely. I already know the meaning of being lonely but I never been feel this lonely before. Then I realize, I had a situation here.

Basicly, I didnt have much friend. Surely, closest friend must be different from any other you-name-it friend, right? But today, I just wanna know, does it friendless that I feel? Since I only received texting from "dia lagi-dia lagi, lu lagi-lu lagi" or my phone only ring when supplier or my office call, I had may question, suddenly I had many thought inside. 

Does your Smartphone plays many role in your life? Lately, I guess yeaa, play that muchooo. Cause this situation happened, since I decided not to use my Blackberry anymore and I still only use my mobile phone which enough for me for call and texting. Not yet back to smartphone.

So, friendship only count when we use same mobile phone? or available when we talk using Kakao talk or Whats App? Yeahh, I called this friendship 3.0 then since you're ureachable when your Blackberry unavailable. 

Hey fellas, do you still remember how to sending text message? You cant find me anytime, anywhere also by texting or calling me. Maybe I'm not as available as your gadget, but I always available as your friend as always :)



Yang Maha Baik, sedikit ceritaku tentang-Mu

Allah maha mendengar. Maha tau, ga pernah lupa dan ga pernah alpha.

Mungkin ini tulisan pertama saya yang belagak religius. Sesungguhnya saya sama sekali ga akan menulis tentang hal-hal yang berbau religius. Kenapa? Karena saya yakin, tuhan saya, tuhan kamu, tuhan anda, sama saja. Mereka maha segalanya, bagi masing-masing pengikutnya. Bagi saya, Allah, Dzat yang maha segalanya. Pengen berbagi sedikit tentang bagaimana, Dzat yang Maha ini selalu berhasil menukar kesakitan dengan suka cita tanpa kita sadari. Kalau ada vote untuk pemberi kejutan sejati, Allah pasti juaranya.

Dulu jaman SD, saya bilang sama ayah waktu beliau ajak saya ke kantornya di daerah Gambir. Saat melewati Thamrin-Sudirman, saya bilang kalau suatu hari saya akan bekerja di gedung-gedung tinggi ini. Sempat saya bekerja di wilayah lain, cukup lama.Tapi ternyata, Allah ga lupa dan Dia dengan segala macam konspirasi tingkat dewanya sama alam semesta, membuat saya sekarang berada di lantai 23 sebuah gedung di jalanan tersebut. Subhanallah, Allah ga pernah lupa, Maha dengar dan mencatat, bahkan gumaman anak ingusan yang belum ngerti apa itu bekerja.

Cerita lainnya, tentang bagaimana Dia mengajarkan saya untuk merasakan pengalaman melepaskan. Ga berani nyebutnya meng-ikhlas-kan, kuatir ternyata saya belum ikhlas ehehehe. Intinya, malem itu ditengah-tengah ketidakjelasan hidup (beneran ga jelas deh, serasa mati rasa, pikiran antah berantah, mata bengkak dan perut super perih), tiba-tiba saya bergumam kecil, berdoa sedikit. Mungkin beliau lantas menemukan bahwa doa kecil ini tulus, sepenuh hati, jujur karena diucapkan antara sadar dan ga sadar. Lantas Dia mencatatnya, membantu meluluhkan hati yang keras dan membantu saya menjalani hari-hari berikutnya. Efek dari doa kecil saya malam itu? Subhanallah. Entah berapa banyak rasa syukur yang harus saya ucap. Allah dengan baiknya mempermudah urusan saya dengannya, membuat kami masih bisa bersama-sama sesuai dengan doa yang saya minta.

Sebenernya banyak pengalaman yang membuktikan betapa WOW-nya beliau sebagai pemberi kejutan. Sukses membuat saya cengar cengir sendiri, sukses membuat saya lulus kuliah padahal saya ga tau siapa yang mengerjakan skripsi saya x_X *berasa ga nulis apa-apa saking men-zombie-nya*.

Intinya, selama masih ada keyakian akan kekuatan Tuhan, jangan pernah berhenti berharap pada sang pemberi harapan ini. Allah dijamin ga PHP deh. Kadang emang sih bertahun kemudian harapan kita baru bisa terkabul, atau bahkan mungkin ga terkabul sama sekali. Tapi sadarkan kita kalau lantas Tuhan mengganti dengan yang lebih baik?

Tuhan tau, Dia hanya menunggu. Mungkin menunggu untuk kembali diminta, kembali dipercaya atau kembali diberi kuasa untuk mengatur hidup kita. Terkadang, kita terlalu sibuk menata hidup sampai lancang mengesampingkan yang punya hidup, ga melibatkan Dia waktu berencana.

Berserah, pasrah bukan tanpa usaha. Jauh beda sama malas berusaha. Percaya bukan lantas diam saja. Percaya itu perkara hati. Berencana urusan otak.

Dibalik tingginya tembok tak terlihat ini, saya masih memelihara percaya pada beberapa sendi kehidupan. Maaf ya Tuhan yang maha baik, masih ada satu sendi hidup yang saya belum bisa percayakan pada-Mu, sepenuhnya. Mungkin kelak akan sepenuhnya. Atau mungkin tidak sama sekali.