23 Desember 2014

Sendirian Itu Ga (selamanya) Enak

Mungkin sore tadi adalah titik balik yang mana (semoga) membuat saya kembali berani untuk berbagi lagi dengan makhluk hidup lainnya.
Saya lapar dan capek. Memutuskan makan di resto burger cepat saji. Pikiran saya cuman berisi serangkaian kegiatan beruntun yang harus saya lakukan setelah melangkah masuk. Makan, belanja bulanan lantas pulang untuk menyelesaikan pekerjaan.
Burger sudah dihadapan. Saya sedang makan. Entah setan mana yang membuat saya merasa keribetan sendiri. Ga tau ribet sama apa. Ribet dengan nampan, memasukan burger ke mulut dan menata tas di kursi sebelah.
Sungguh saat itu saya berharap ada seseorang yang duduk dihadapan saya dan membantu saya. Setidaknya membantu menyingkirkan nampan atau merapikan meja.
Hari ini sendirian itu jadi ga enak. Makan sendirian ga enak rasanya hari ini. Hari ini saya mau ditemani. Sekedar menemani makan, menemani berjalan, sekedarnya saja.
Sendirian menjadi ga enak hari ini.

9 Desember 2014

Ketika tak ada lagi tempat mengadu, pada siapa lantas manusia berkesah? Debaran jantung yang kian cepat membuat saya lantas cepat ambil inisiatif mencari penyebab. Baca satu dua artikel dan menemukan gejala paling masuk akal atas debaran ini. Bukan, bukan kasmaran.
Diagnosa ini sudah ada beberapa tahun lalu. Satu dua dan banyak hal akhirnya harus terkubur oleh banyaknya kebutuhan hidup.
Sewajarnya seperti sakit flu yang saya derita saat ini, saya lantas memberi tau orang terdekat saya, bernama keluarga. Apa daya pahit harus ditelan sendiri. Tercekak rasanya bila harus membagi debaran ini. Bukan sombong, saya jauh dari mampu tapi rasanya malu masih menjadi beban hidup bahkan disaat mengijak 26 tahun.
Biarlah terkubur bersama banyaknya kebutuhan hidup saja. Sambil saya cari cara menyudahi debaran ini. Tuhan tau saya malu, bukan mampu dan saya harus menyimpan ini. Sendiri.

8 Desember 2014

" Look at the stars, look how they shine for you....."

I just went home and staring gloomy skies toninght. No moon, no stars. Maybe I'm too dramatized what lately happened. Or maybe this insecurities comes from the absence of moon.

I used to talking to the moon, literally. Crazy, huh? I can stand for a long time just staring skies, enjoying stars twinkling or just wishing that somebody on the other side of world replied my thought.

By the way, Coldplay lyric above contain lots of memories which never come back. This song will always belongs to someone. And also this song

"...talking to the moon, try to get to you..."

24 Maret 2014

Sepenggal Peluk untuk mu

....dan kini ku harap ku dimengerti
Tiada yang tersembunyi
Rasa sakit ku
Tiada lagi alasan
Pedih adanya, namun ini jawabnya
Lepaskan ku segenap jiwamu
Karena kau lah satu yang ku sayang
Dan tak layak kau didera.....

Anggaplah bait yang terdengar di telinga saya dan kata yang mampu terketik ini adalah sepenggal peluk saya untuk kamu. Agar kita sama-sama mampu melepas apa yang kita punya untuk mendapatkan yang lebih dari sekedar baik.

11 Maret 2014

Berserah

Allah pasti punya rencana dalam tiap langkah hidup kita, dalam tiap putusan yang kita ambil dan dalam suka duka yang terasa.

Allah juga pasti punya rencana kenapa ada manusia yang saling jatuh cinta tapi tak bisa bersama. Pastinya ada juga rencana dibalik mengapa kita bisa mencintai orang yang ga mungkin mencintai kita.

Kalau rasa ga mungkin salah, kalau takdir adalah sebuah kebaikan mutlak, maka cerita ini pasti punya tujuan. Hanya saja kita ga pernah tau apa tujuannya sampai kita tiba ditujuan itu.

Setidaknya mengapresiasi cinta dalam bentuk keikhlasan mungkin jadi lebih membahagiakan dan melegakan ketimbang sibuk menebak apa tujuan Allah memintabkita melalui ini.

Bukan sok bijak, hanya saja lebih dulu melalui sehingga bisa bicara. Saat keyakinan atas pilihan dipertanyakan dan tujuan atas perjalanan menjadi keraguan, kembali lah minta petunjuk dari sang pemilik hidup. Karena Allah ga akan memberikan keburukan seburuk apapun kita.

14 Februari 2014

Tentang Sebuah Nama

Saya ga tau harus berlari kemana, ga tau harus duduk dimana dan ga tau harus minum obat apa supaya sakitnya reda.

Gamang. Mungkin begitu namanya. Kalau memang sakit hati itu punya nama. Saya cuma tau mata saya ga berenti basah, kepala saya berputar layaknya komedi putar di pasar malam dan tubuh saya lunglai macam kangkung dalam wajan.

Satu hari berlalu, hari kemudian hadir. Saya hanya diam menatap sebuah nama. Nama yang begitu dekat namun asing. Nama yang selalu menjadi tempat saya pulang beberapa tahun ini. Nama yang melindungi saya saat dunia menyerang saya, walau kadang hanya ketakutan saya semata.

Nama yang begitu dekat namun asing. Nama yang belakangan ini ada dalam umpatan berujung doa setiap malamnya. Nama yang dalam sujud selalu tersebut. Sekaligus nama yang membuat gamang ini begitu nyata.

Lagi-lagi saya ga ngerti kenapa nama itu begitu berharga. Tapi malam itu saya tau kenapa nama mu begitu berharga. Karena nama mu membuat saya naik kelas. Saya belajar ikhlas. Belajar merasa dengan sederhana, mencintai dengan landasan sempurna.

Melepas itu mudah, ikhlas itu perkara lain. Saya tau saya masih jauh dari situ. Yang saya ga tau kenapa mencintai sebuah nama itu begitu memberikan saya pelajar hidup yang luar biasa. Sebuah nama yang begitu dekat namun asing.

8 Februari 2014

Racau lagi

Bahkan jika bisa aku tak mau siakan kesempatan untuk menggenggam mu dan mengatakan yang bibir ini tak sanggup bilang. Sekarang juga. Detik ini juga.

Sampai mata ketakutan untuk terpejam. Aku harap ini mimpi. Berkali aku pejamkan mata dan sakitnya masih ada.

3 Januari 2014

Notes: Nyaman

Sangat mungkin jatuh pada banyak hati. Mengingat trend selalu berulang. Sangat bisa berkali jatuh pada satu hati. Kita selalu punya baju ternyaman kan?

Dan nyaman adalah jatuh pada hati yang selalu membawamu kembali. Kembali pada kenangan yang bahkan pahit pun buatmu tersenyum. Dan nyaman adalah selalu pulang pada satu hati saat kau jatuh pada hati lainnya lalu hilang arah.