20 Maret 2013

Here's My Sunset

Ceritanya berburu sunset disalah satu secret beach di Bali. Kami ceritanya melakukan petualangan kecil (kenapa petualangan? karena lebih terasa bertualang daripada berlibur :P) 

Ceritanya lagi saya ikut-ikutan jadi photografer dadakan yang sibuk menghujani sunset singkat dengan jepretan ala photografer profesional. 

Jadilah saya abadikan sedikit hasil bidikan saya disini. Sunset itu cepat sekali berlalu. Waktu cerah, waktu masih tinggi mata ga sanggup ngeliatnya. Begitu berpaling sedikit, ternyata sudah tenggelam. 

Selamat menikmati jamuan sunset ala saya langsung dari Pantai Balangan, Bali :)







 
















12 Maret 2013

aku berhenti pada satu titik dan kembali menyadari, "ahh lagi lagi mencintai orang yang salah". 
hai hati, tak bisakah kau sedikit pilih pilih?
tak bisakah kau melihat orang ini sebagai yang tak seharusnya kau cintai?
ahh hati, kau memang terlalu.



Catatan Rasa

kalau ini adalah perjalanan tentang rasa, maka izinkan aku merasakan apa yang seharusnya aku ingin rasakan. kalau ini permulaan, maka izinkan aku mulai menuliskan catatan kecil pada setiap perjalanan yang kita lakukan.

seperti kalimat pada buku bagus milik seorang teman, "perjalanan itu bersifat pribadi. kalaupun aku berjalan bersamamu, perjalananmu bukanlah perjalananku" (Paul Theroux). aku setuju. perjalanan ini walau dilakukan bersama belum tentu untuk bersama. aku berjalan bersama mu, kamu ada disampingku lantas tak berarti bersatu, bukan?

mencintalah seadanya, sebagaimana mestinya. tanpa paksaan. tanpa cercaan. tanpa pengalihan.mungkin nanti akan ada bagian dari perjalanan rasa ini yang perlu kita cermati lagi. perlu dikaji kembali. entah sekedar untuk meratapi atau mempertanyakan sebuah hal yang pasti. entahlah, aku merasakan kembali alur manis yang tersaji walau tanpa ikatan janji. 

aku berani mengawali perjalanan ini, dengan mecintaimu seadanya. tepat pada porsinya. catatan ini aku buat untuk aku kaji kembali nanti. suatu hari aku akan datang padamu dengan sebuah janji, yang akan ku tepati pada diriku sendiri. untuk menceritakan padamu tentang rasa ini.


5 Maret 2013

Sejak kemarin, saya tasbihkan kamu sebagai laut. Mau ga mau, suka ga suka, buat saya kamu resmi jadi laut.

Bukan sekedar laut yang hanya diam dan membalas cerita saya dengan debur ombak. Bukan juga laut yang hanya menatap saya dari kejauhan.




Terima kasih sudah menjadi laut. Membebaskan saya dari tebaran sampah kehidupan. Menjernihkan saya saat keruh tak terelakan. Terima kasih sudah menjadi laut, walau tak bisa dimiliki namun kamu adalah sebuah hal yang pasti.



Tertanda,
Sungai disekitarmu..

1 Maret 2013

Akar, Pohon dan Buah: Sebuah Analogi

Sama dengan pertemuan kita lainnya, banyak ucapannya yang lantas membuat saya terpelanting dan tersadar. Entah berawal dari mana, saya melontarkan pertanyaan yang lantas dijawabnya dengan analogi singkat. Jawabannya selalu singkat, padat, menancap.

"Lu tau cerita gw sama dia kan? Gw selalu cerita sama lu"
"iyaa"
"Cerita dia sama pacarnya tau dong? Gw juga cerita kan hahaha.
Cerita dia sama perempuan-perempuan lainnya juga paham dong.
Seenggaknya sama yang terakhir ini lah"
"iyaa"
"Dari semua cerita dia dengan mereka, where am I then?"


Kamu terdiam sejenak, cuma bergumam "Iya ya". Saya tau maksudnya, tapi saya butuh lebih dari sekedar "Iya, ya", saya butuh lebih dari sekedar ditampar, mungkin saya butuh didorong dari gedung BCA di Sudirman yang tinggi menjulang itu. Saya butuh kamu untuk kembali membuat saya tersadar atas apa yang sudah saya sadari tapi tak mampu saya jalani.


"Lu itu Akar, dia itu Pohon, mereka Buahnya. 
Pohon tanpa Akar ga akan bisa survive, Akar tanpa Pohon, jadi apa coba? Ga bisa juga. 
Tapi posisi lu selalu ga keliatan, ga bisa diliat karena lu adanya didalem tanah, tertutup. 
Buah yang paling keliatan. Pohon tanpa Buah juga jelek kan? Kurang. 
Karena Buah lebih keliatan, wajar kalau si Pohon
akhirnya lebih melihat Buah-buah cantik disekitarnya. 
Tapi ga ada Akar, Pohon juga ga bisa hidup dan tanpa Buah, Pohon ga lengkap.
Dan tanpa Pohon, Akar ga punya arti. Cuman Akar."

Penjelasannya selalu tepat sasaran. Saya terdiam, menatap satu sudut matanya. Sebenarnya saya minta ditolong. Malam itu resmi saya melepas dia dan segala hal yang melekat padanya. Saya lega, terima kasih. Akhirnya, saya harus berani menghadapi apa yang sudah saya tau pasti terjadi. Melepas dia. Saya pensiun jadi Akar. Bukan berarti saya mau jadi Buah. Saya hanya ingin menemukan orang yang tanpa saya, dia ga lengkap dan saya hanya separuh tanpa dia.

Saya ga butuh waktu lama mencerna analoginya, karena saya tau kamu yang paling tau cerita ini. Dimana awalnya, kemana akhirnya, saya rasa kamu yang akan selalu saya bagi. Terima kasih sudah ada dan menjadi nyata hari ini :)