29 Juni 2013

"...berbagi takdir kita selalu, kecuali tiap kau jatuh hati
kali ini hampir habis dayaku..."


Tapi kita bukan malaikat 'kan?
Jadi wajar kalau manusia tidak tau, karena mungkin hanya malaikat yang tau.
Mungkin saya permissive, any other choice I could choose?


"...tak tega biarkan kau sendiri
meski sering kali kau malah asyik sendiri..."



dewi lestari-Malaikat Juga Tau

25 Juni 2013

Dear You



dear you,

would you please get out of my life?
thank you for  your kindness

sincerely,
me




14 Juni 2013

Belagak Filosofis

Tak banyak yang saya ingat dengan baik bagaimana percakapan singkat yang terjadi tanpa sengaja itu terjadi. Mungkin saya terbawa suasana, labil begitu kata orang.

"merasakan ada, nyata, baru kerasa saat kondisi begini ya" 
"maksudnya?"
"iya, nyata. ada. ada bukan harus terlihat bentuknya, nyata ga selalu harus bisa dipegang. tapi terasa apakah ada atau enggak"
"ohh, gelap ya?"
"iya jadi kita ga bisa liat apakah ada atau enggak, apakah yang kita pegang nyata. tapi bisa dirasakan kalau ada. itu lebih penting daripada terlihat ada tapi ga ada"

Sebenernya, saya juga ga ngerti percakapan macam apa itu. Kelihatannya bagus aja. Dalem gitu kalo kata orang.

Bangun dari Koma

Hai kamu, seonggok daging hidup yang memiliki magis pada tiap tatapanmu.
Aku memandangi mu yang saat ini terduduk tepat dihadapanku, lagi.
Sama seperti hari lainnya selama beberapa tahun ini.
Selalu disini, sofa ini, menu itu dan banyak cerita.

Kali ini aku yang memilih tempat, aku duduk membelakangi televisi.
Bising, aku kurang suka sebetulnya.
Tapi kamu ada disebrangku tepat pada satu titik diantara kedua mataku.
Kadang aku begitu merindunya menceritakan banyak hal yang tak bisa aku bendung.
Kadang aku hanya diam menyimak mata itu berbicara, bicara bahasa yang tak berhasil kamu ubah jadi kata.

Tetiba aku sampai pada bagaimana kamu, aku dan tempat ini dan bising ini mengawali cerita.
Bertahun lalu sejak aku mengidap kecintaan akut padamu.
Akut dan kronis. Seolah tinggal kamu seonggok daging hidup dengan mata yang mampu berbahasa.
Dan atas nama melestarikanmu, hanya aku yang boleh memilikinya.
Begitu inginnya.

Sampai berbulan lalu aku tersadar, dan berhenti.
Kembali bernafas, menyadari aku bisa bernafas, masih bisa bernafas.
Seketika aku sembuh. Bangun dari koma. Melepas semua ke-akut-an.
Aku sembuh dari kecanduanku padamu.

Dan dengan segenap keikhlasan hati aku sadari, mata magismu tak'kan pernah termiliki kecuali dia.
Yang selalu berada dalam bawah sadarmu.
Walau tidak katamu, tapi kamu adalah raga dalam bawah sadarku.
Aku tau, ada harta yang tak bisa kamu miliki tapi tak bisa kamu relakan pergi.

Suara bising TV mengembalikan ku, bersama kamu dan tempat ini dan rasa ini dan tawa ini.
Dengan atau tanpa rasa ini, aku, kamu dan tempat ini akan selalu ada. Nyata.



Sekelebat Pemikiran

Kita dipaksa menggenggam saat ingin melepas, dan dipaksa melepas saat ingin menggenggam
(seorang teman pada sebuah masa, 2006)


Mungkin takdir harus memaksa kita untuk paham, bagaimana sebuah perjalanan tak selalu berakhir dengan tujuan
(sebuah lamunan, 2010)


Kenapa tuhan kadang menunjukan pertanda saat kita tak ingin melihatnya, dan seolah diam saat banyak bertanyaan kita ajukan?
(perempuan banyak pertanyaan, 2013)


Kadang kita membuang orang yang menyayangi kita dan mengharapkan orang yang tidak menyayangi kita, untuk menyayangi kita
(seorang teman lainnya pada sebuah kedai burger, 2013)




Karena bertanya tak membuatmu berdosa (Fahd Djibran dalam "A Cat in My Eyes")