14 Juni 2013

Bangun dari Koma

Hai kamu, seonggok daging hidup yang memiliki magis pada tiap tatapanmu.
Aku memandangi mu yang saat ini terduduk tepat dihadapanku, lagi.
Sama seperti hari lainnya selama beberapa tahun ini.
Selalu disini, sofa ini, menu itu dan banyak cerita.

Kali ini aku yang memilih tempat, aku duduk membelakangi televisi.
Bising, aku kurang suka sebetulnya.
Tapi kamu ada disebrangku tepat pada satu titik diantara kedua mataku.
Kadang aku begitu merindunya menceritakan banyak hal yang tak bisa aku bendung.
Kadang aku hanya diam menyimak mata itu berbicara, bicara bahasa yang tak berhasil kamu ubah jadi kata.

Tetiba aku sampai pada bagaimana kamu, aku dan tempat ini dan bising ini mengawali cerita.
Bertahun lalu sejak aku mengidap kecintaan akut padamu.
Akut dan kronis. Seolah tinggal kamu seonggok daging hidup dengan mata yang mampu berbahasa.
Dan atas nama melestarikanmu, hanya aku yang boleh memilikinya.
Begitu inginnya.

Sampai berbulan lalu aku tersadar, dan berhenti.
Kembali bernafas, menyadari aku bisa bernafas, masih bisa bernafas.
Seketika aku sembuh. Bangun dari koma. Melepas semua ke-akut-an.
Aku sembuh dari kecanduanku padamu.

Dan dengan segenap keikhlasan hati aku sadari, mata magismu tak'kan pernah termiliki kecuali dia.
Yang selalu berada dalam bawah sadarmu.
Walau tidak katamu, tapi kamu adalah raga dalam bawah sadarku.
Aku tau, ada harta yang tak bisa kamu miliki tapi tak bisa kamu relakan pergi.

Suara bising TV mengembalikan ku, bersama kamu dan tempat ini dan rasa ini dan tawa ini.
Dengan atau tanpa rasa ini, aku, kamu dan tempat ini akan selalu ada. Nyata.



Tidak ada komentar: