27 Januari 2015

Tentang Sebuah Kelegaan

Dalam hidup manusia pasti selalu mengalami naik turun. Makanya detak jantung dituliskan dalam bentuk grafik naik turun layaknya kehidupan.

Selama menjalani kehidupan yang katanya sudah melewati masa remaja dan dewasa muda ini, mungkin ini kali pertama saya mengerti, memahami dan menghayati ungkapan
"Bahagialah dengan diri mu sendiri. Jangan gantungkan kebahagiaanmu pada makhluk Tuhan lainnya. Bila ingin meminta bahagia, mintalah pada pemilik kehidupan"

Pada stage kehidupan ini akhirnya saya lebih mengerti makna ungkapan diatas. Menjadi bahagia dengan atau tanpa orang lain sebenarnya mudah, Tuhan yang tak pernah tidur pasti mendengar permohonan hambanya yang meminta dalam diam. Yang sulit adalah menyesuaikan diri dengan tuntutan orang kebanyakan yang pada titik ini saya ga peduli apa kata orang.

Ada banyak alasan mengapa saya ingin menikmati setiap detik kesendirian ini. Menikmati kebebasan yang mungkin masih tersisa sampai Tuhan memberikan jalan lain untuk saya. Entah kapan. Berbahagia dengan diri mu sendiri lebih menyenangkan walau membagi kebahagiaan dengan orang lain tentu lebih menyenangkan.

Tidak memaksakan keadaan, tidak mengharuskan sebuah posisi terisi dan tidak berpikiran dunia akan runtuh dalam semalam karena kita sendiri akan terasa mudah bila kita legowo. Kebahagiaan itu hak setiap individu, dan wajib diperjuangkan oleh masing-masingnya.


23 Desember 2014

Sendirian Itu Ga (selamanya) Enak

Mungkin sore tadi adalah titik balik yang mana (semoga) membuat saya kembali berani untuk berbagi lagi dengan makhluk hidup lainnya.
Saya lapar dan capek. Memutuskan makan di resto burger cepat saji. Pikiran saya cuman berisi serangkaian kegiatan beruntun yang harus saya lakukan setelah melangkah masuk. Makan, belanja bulanan lantas pulang untuk menyelesaikan pekerjaan.
Burger sudah dihadapan. Saya sedang makan. Entah setan mana yang membuat saya merasa keribetan sendiri. Ga tau ribet sama apa. Ribet dengan nampan, memasukan burger ke mulut dan menata tas di kursi sebelah.
Sungguh saat itu saya berharap ada seseorang yang duduk dihadapan saya dan membantu saya. Setidaknya membantu menyingkirkan nampan atau merapikan meja.
Hari ini sendirian itu jadi ga enak. Makan sendirian ga enak rasanya hari ini. Hari ini saya mau ditemani. Sekedar menemani makan, menemani berjalan, sekedarnya saja.
Sendirian menjadi ga enak hari ini.

9 Desember 2014

Ketika tak ada lagi tempat mengadu, pada siapa lantas manusia berkesah? Debaran jantung yang kian cepat membuat saya lantas cepat ambil inisiatif mencari penyebab. Baca satu dua artikel dan menemukan gejala paling masuk akal atas debaran ini. Bukan, bukan kasmaran.
Diagnosa ini sudah ada beberapa tahun lalu. Satu dua dan banyak hal akhirnya harus terkubur oleh banyaknya kebutuhan hidup.
Sewajarnya seperti sakit flu yang saya derita saat ini, saya lantas memberi tau orang terdekat saya, bernama keluarga. Apa daya pahit harus ditelan sendiri. Tercekak rasanya bila harus membagi debaran ini. Bukan sombong, saya jauh dari mampu tapi rasanya malu masih menjadi beban hidup bahkan disaat mengijak 26 tahun.
Biarlah terkubur bersama banyaknya kebutuhan hidup saja. Sambil saya cari cara menyudahi debaran ini. Tuhan tau saya malu, bukan mampu dan saya harus menyimpan ini. Sendiri.

8 Desember 2014

" Look at the stars, look how they shine for you....."

I just went home and staring gloomy skies toninght. No moon, no stars. Maybe I'm too dramatized what lately happened. Or maybe this insecurities comes from the absence of moon.

I used to talking to the moon, literally. Crazy, huh? I can stand for a long time just staring skies, enjoying stars twinkling or just wishing that somebody on the other side of world replied my thought.

By the way, Coldplay lyric above contain lots of memories which never come back. This song will always belongs to someone. And also this song

"...talking to the moon, try to get to you..."

24 Maret 2014

Sepenggal Peluk untuk mu

....dan kini ku harap ku dimengerti
Tiada yang tersembunyi
Rasa sakit ku
Tiada lagi alasan
Pedih adanya, namun ini jawabnya
Lepaskan ku segenap jiwamu
Karena kau lah satu yang ku sayang
Dan tak layak kau didera.....

Anggaplah bait yang terdengar di telinga saya dan kata yang mampu terketik ini adalah sepenggal peluk saya untuk kamu. Agar kita sama-sama mampu melepas apa yang kita punya untuk mendapatkan yang lebih dari sekedar baik.