21 Februari 2011

Seperti air mengalir, sekarang saya hanya akan membawa diri kemana langkah kaki ini akan membawanya.

Walaupun saya tahu, ia pasti akan selalu berada di dalam kepala kemana pun saya akan pergi dan dimana pun saya akan berada.

-Djenar Maesa Ayu & Arya Yudistira Syuman

16 Februari 2011

memory on february :)

From:

XXX

To:

YYY

When:

February 11, 2010 at 8:04pm

Message:

I’ll be at your side, there’s no need to worry,

Together we’ll survive through the haste and hurry…..


I’ll be at your side,If you feel like you’re alone,

and you’ve nowhere to turn,I’ll be at your side…







P.S: I’m so missing u, dearest mbul

1 Februari 2011

sebuah proses itu bernama "mengalirkan diri"

melakukan kegiatan ilegal seperti pencurian data sering kali berujung permasalahan. akan tetapi kali ini mungkin tidak. entahlah, pagi ini saya bangun dengan perasaan lega. seolah batu besar yang siap terjungkal itu akhirnya terangkat. ga tau juga dia kemana, rasanya hilang dalam sekejap.

aneh memang, setahun belakangan banyak sekali usaha yang dilakukan untuk mengangkatnya. selalu berujung kegagalan. setahun berikutnya, entah proses pendewasaan atau proses pembelajaran yang memuatnya menjadi terasa lebih ringan. ooh, tak bisa dipungkiri peranan seseorang yang dengan senantiasa memberikan kasih sayang dan kerap tawarkan genggaman saat kondisi mulai labil.

proses itu tak diarahkan, tak direncanakan. benar-benar dibiarkan mengalir, hanya satu muara yang pasti dituju. keadaan yang lebih baik tentunya. keadaan yang lebih baik? sangat umum. tapi cukup, itu sudah cukup menjadikan proses ini mengalir dengan baik kesatu tujuan. sekali lagi, tanpa diarahkan tanpa direncanakan. hanya tau satu titik yang dituju.

mungkin saat ini tuhan sedang ingin menunjukan pada saya, sebuah takdir. beliau berikan saya labirin besar dan tak tentukan kapan saya harus bisa keluar dari sana pun tak berikan saya jalan pintas untuk keluar. sering kali saya bertemu persimpangan bahkan jalan buntu. kerap saya terduduk lemas, menangis dan mengibarkan bendera putih padanya. ia seolah tak hiraukan saya, begitu pikir saya.

tetapi saya salah, ia menunggu. ia menunggu saat yang tetap untuk sampaikan makna dari perjalan mencari jalan keluar dari labirin ini pada saya. beliau inginkan usaha saya yang maksimal. bantuan yang beliau berikan sering kali tak terduga dan lagi lagi tak terarah pun terencana. mengalir. saya belajar dari ke-mengalir-an yang beliau ajarkan.

sampai akhirnya saya temukan cerca cahaya dari jalan keluarnya. perjalanan itu ajarkan saya untuk memaknai sebuah kebahagiaan, untuk mensyukuri berkah yang sedikit agar terasa banyak, untuk menikmati kesedihan walau perih tak tertahankan, untuk mengalir membiarkan diri mencari jalannya dan membawa kita ke tempat yang dituju.

diri kita punya mekanisme dalam menyelesaikan dan menerima sebuah kondisi. ia ternyata lebih cepat belajar ketimbang kesadaran yang kita miliki. ia mencari jalan, membantu membuat mekanisme agar kesadaran tak tersakiti. mekanisme sederhana namun apik, jauh dari rumit walau memang bukan tak sakit tetapi menghindari kesakitan tak membuat kita bisa menyembuhkan, bukan? lantas, mengapa menghindari sakit?

lalu apa hubungannya dengan pencurian data? mari katakan bahwa pencurian data hanyalah perumpamaan, semacam penyamaran dari sebuah usaha yang saya lakukan untuk bisa keluar dari labirin itu. siapa yang mengarahkan? bukan. bukan beliau yang mengarahkan. saya melihat peluang untuk keluar dari labirin, kemudian saya lakukan hal tersebut dan voilaa! saya berhasil keluar

saya sering denger orang bilang "biar waktu yang menjawab, akan selesai kalau waktunya tiba" akhirnya saya merasakannya juga. yaa, mungkin ini saatnya. ini waktu yang allah tunggu untuk berikan saya hadiah atas berhasilnya saya keluar dari labirin ini. keluar dari labirin itu sudah merupakan hadiah untuk saya, ditambah kelegaan ini. sungguh, beliau tunjukan takdir pada saya. lantas apa saya masih bisa mengingkari takdir? mungkin. mungkin untuk sebagian hal saya masih mengingkari, tapi kebanyakan hal tidak.

saya tak bilang ini mudah, it takes much time and more effort. tapi mengalirkan diri bersama arus takdir tak membuatmu tenggelam. ia mengalir bukan menyeret. ia membuatmu tetap stabil walau arus cukup deras. ini tidak mudah memang, tapi kesulitan membuat kita menghargai sebuah kemudahaan. lega dan damai sekali rasanya. mungkin ini proses pembelajaran, pendewasaan atau apalah tapi saya lebih suka menyebutkan sebuah proses mengalirkan diri :)