13 Februari 2013

Semua Manusia pada Satu Titik akan Berhenti...

Akhirnya punya waktu untuk sekedar memindahkan pembahasan iseng di gadget canggih sejuta umat ke media yang lebih luas jangkauannya.

Berawal dari obrolan iseng menjelang dini hari, entah dari mana saut menyaut ini terjadi. Saya sudah lama tidak mengasah rasa, mengubahnya menjadi rangkaian bahasa manis. Tapi malam itu, mungkin saatnya tepat sehingga ketikan jari gempal ini merangkai kata begitu saja. Tanpa tedeng aling-aling. Kalau saya bilang saut menyaut, tentu ada pihak lain dong? iya tepat, ada teman saya diujung sana. Berbagi kata lewat ketikan gadget canggih ini.

Diawali dengan sebuah kalimat pancingan "Semua manusia pada satu titik akan berhenti..." begini kira-kira kutipan percakapan malam itu........ *ceritanya menewarang*

Saya: "Your life, is too short to play safe. Don't waste your time, don't waste other's too. 2013, I dare you not to be afraid to be disappointed. You have no idea the bless/ lessons u'll get from that disappointment." - Pastor Jose Carol -- ini buat lu, kata saya

Mr. XYZ: "Pada satu titik aku harus berhenti. Bukan aku tak lagi percaya pada perjuangan. Tetapi aku ingin Surti dan ketiga anakku bisa hidup aman. Paling tidak, aku berhutang pada mereka selama tiga tahun hidup dalam perburuan. Hal 4" -- (beliau mengirimkan kalimat ini, tanpa kata pengantar)

Yang ternyata disusul dengan kalimat "Semua laki2 pada satu titik akan berhenti. Ada yang sekedar berlabuh, ada yang mengkaramkan perahunya pada satu pelabuhan. Namun sekarang laut masih luas diluar sana, gunung masih menantang, haruskah aku berlabuh sekarang? Mr. XYZ- 25 tahun - Baru dipamitan Mantan Nikah" 

(saya lantas tertawa, miris sebenernya. beliau hanya menuntut saya membalasnya "ihhh R doaaang, balas dong" begitu ujarnya)

Saya: "Semua manusia pada satu titik akan berhenti. Entah untuk bersiap maju atau sekedar menyapu peluh. Semua manusia akan berhenti pada satu titik, bukan menyerah pada nasib tapi memberi ruang pada realita. Walau masih banyak bentang pilihan. Karena berhenti bukan pilihan, haruskah memilih untuk tidak memilih?  (hanna, 24th, single, penuh kasih sayang dan segala yg kamu butuhkan. Call me *kedip kedip manja*) " -- Your turn master, ucap saya kemudian


Mr. XYZ: "Semua manusia akan berhenti pada satu titik. Saat dia tiba2 ditabrak takdir yang tak memberinya pilihan. Lalu tergopoh memilih yang ada di depan mata. Mr. XYZ, 25 tahun - Butuh cinta sejati"

Saya: "Semua manusia akan berhenti pada satu titik. Mungkin inilah saatnya ia berhenti karna ia tau cinta sejati tak harus dimiliki (hanna, 24 tahun, the girl who cant be moved)" 

--Kemudian kami ngakak bersama. Ada jeda untuk makan malam dan berkumpul dengan keluarga, jadi gadget pintar kami simpan jauh-jauh dulu. Sampai akhirnya, sebuah kalimat masuk lagi ke gadget saya--

Mr. XYZ: "Semua manusia akan berhenti pada satu titik. Saat semua bintang berhenti menjadi penunjuk arahnya. Saat semua orang mulai sibuk dengan semestanya. Dan hari rabu semakin ragu-ragu. Namun ia akan berjalan terus, sesekali menengok untuk bercinta dengan kenangannya. Mr. XYZ - Setengah ngantuk setengah sadar"

Saya: "Semua orang akan berhenti pada satu titik. Entah karna kaki yang terlalu lelah atau cinta yang terlalu tua. Tak lagi berbalik dan berpikir 'tuk pergi. Mungkin karna malam terlalu larut atau karna cinta yang telah surut. Yang pasti, semua orang akan berhenti pada satu titik. Dimana pijakanmu pada bumi tak lagi menyatukan hati yang terpaut"

--Lantas kami mengucapkan selamat malam dan menemui peri malam--



Dengan menulis, kamu bisa membedakan mana kenyataan mana khayalan :)
Happy reading