12 April 2013

Peluk

Sederhana, tapi demanding. Sangat.

Cuman mau dipeluk. Membutuhkan sebuah pelukan ringan, menentramkan atau apalah namanya. Bukan pelukan penuh nafsu birahi ala film 17+.
Cuman merindukan pelukan dari sahabat yang sulit didapat. Cuman pelukan penambah imun tubuh, biar ga gampang sakit kalo kata iklan.
Cukup 1x sehari, sesuai dosisnya. Apa daya peluk sangat sulit didapat. Mungkin harus dengan resep dokter setempat dan tidak dijual terpisah dari si empunya badan.

Demanding kan? Sangat.

9 April 2013

Am I blessed?

Pertanda. Sebagian orang menyebutnya feeling. Sering juga kan denger ungkapan atau jawaban orang "ya feeling aja". Padahal mungkin itu kata hati.

Kadang mungkin kita terlalu sibuk untuk mendengarkan hati, pikiran atau apalah namanya. Kadang kita juga bersikap ga mau over-think sampai kita ga bisa bedain mana yang over-think dan mana kata hati.

Bedanya dari beberapa orang atau kebanyakan orang, saya termasuk orang yang harus memuaskan rasa ingin tau. Kepo? Saya lebih suka menyebutnya penasaran. Yang saya kejar adalah kebenaran atas pertanda atau feeling yang saya rasakan. Walau "curiousity kills cat" bergaung terus di telinga, tapi ada hasrat yang nyata. Ada haus yang mengharuskan saya mencari air untuk minum, begitu rasanya.

Seandainya memang setelah melakukan ini itu untuk membuktikan pertanda ini dan feeling saya salah, saya terima itu, mungkin kali itu saya over-think. Akan tetapi pada banyak kesempatan dengan atau tanpa melakukan ini itu, kebenaran atas feeling itu tersaji tepat di depan mata saya. Kadang tanpa saya minta, tanpa saya sangka.

Pada momen seperti itu dan pada banyak momen lainnya, saya hanya bisa bergumam "am i right ? Again?". Dan dilanjutkan dengan desahan nafas panjang, sebagian besar karena kebenaran membebani saya. Kenapa? Karena kadang kebenaran itu menyakitkan, bukan?

Melihat, merasakan dan mendengarkan lebih banyak sering kali menjadikanmu lebih peka. Mungkin menjadi agak-lebih-peka-sedikit terasa menyenangkan bagi sebagian orang tapi saya justru ragu. am i blessed?

1 April 2013

ada masanya sebuah perjalanan harus terhenti dan menyerah pada takdir yang tak lagi pinjami arah. menyerahkan semua perkara dunia pada sang pencipta. pada titik ini mungkin tidak ada lagi kita, hanya tinggal saya.

berjalan melewati ruang waktu tanpa kawan, tanpa teman. hanya pendar kepercayaan yang senantiasa mengawasi. sampai pada titik ini saya hanya bisa ucapkan janji pada diri sendiri,agar ia masih mau tegap berdiri. mungkin nanti saya akan kemabli, bersama waktu dan serpihan kenangan tentang kita. semoga takdir masih mau pinjami arah agar saya tau harus kembali ke tempat yang kalian sebut rumah.



cukup rasanya. tidak perlu lagi basa basi. pertanyaan retorika berulang yang akan tetap menjadi misteri. tidak perlu diungkap. biarkan diam dan membusuk. pada titik ini pertanyaan tentang arti berbagi menjadi khayalan tingkat tinggi yang selamanya tak bisa saya pecahkan.

kadang diam adalah bahasa yang paling mudah dimengerti. tdak multi tafsir seperti tulisan ini. tulisan basa basi belaka. cerita ngalor ngidul semata. kadang rasa adalah satu-satunya kemurnian yang bisa diabadikan. tetap terasa walau sekian lama tak ada. tak terlihat bukan berarti tak ada. tak ada bukan berarti tak pernah disana. mungkin, masanya telah usai.