1 Maret 2013

Akar, Pohon dan Buah: Sebuah Analogi

Sama dengan pertemuan kita lainnya, banyak ucapannya yang lantas membuat saya terpelanting dan tersadar. Entah berawal dari mana, saya melontarkan pertanyaan yang lantas dijawabnya dengan analogi singkat. Jawabannya selalu singkat, padat, menancap.

"Lu tau cerita gw sama dia kan? Gw selalu cerita sama lu"
"iyaa"
"Cerita dia sama pacarnya tau dong? Gw juga cerita kan hahaha.
Cerita dia sama perempuan-perempuan lainnya juga paham dong.
Seenggaknya sama yang terakhir ini lah"
"iyaa"
"Dari semua cerita dia dengan mereka, where am I then?"


Kamu terdiam sejenak, cuma bergumam "Iya ya". Saya tau maksudnya, tapi saya butuh lebih dari sekedar "Iya, ya", saya butuh lebih dari sekedar ditampar, mungkin saya butuh didorong dari gedung BCA di Sudirman yang tinggi menjulang itu. Saya butuh kamu untuk kembali membuat saya tersadar atas apa yang sudah saya sadari tapi tak mampu saya jalani.


"Lu itu Akar, dia itu Pohon, mereka Buahnya. 
Pohon tanpa Akar ga akan bisa survive, Akar tanpa Pohon, jadi apa coba? Ga bisa juga. 
Tapi posisi lu selalu ga keliatan, ga bisa diliat karena lu adanya didalem tanah, tertutup. 
Buah yang paling keliatan. Pohon tanpa Buah juga jelek kan? Kurang. 
Karena Buah lebih keliatan, wajar kalau si Pohon
akhirnya lebih melihat Buah-buah cantik disekitarnya. 
Tapi ga ada Akar, Pohon juga ga bisa hidup dan tanpa Buah, Pohon ga lengkap.
Dan tanpa Pohon, Akar ga punya arti. Cuman Akar."

Penjelasannya selalu tepat sasaran. Saya terdiam, menatap satu sudut matanya. Sebenarnya saya minta ditolong. Malam itu resmi saya melepas dia dan segala hal yang melekat padanya. Saya lega, terima kasih. Akhirnya, saya harus berani menghadapi apa yang sudah saya tau pasti terjadi. Melepas dia. Saya pensiun jadi Akar. Bukan berarti saya mau jadi Buah. Saya hanya ingin menemukan orang yang tanpa saya, dia ga lengkap dan saya hanya separuh tanpa dia.

Saya ga butuh waktu lama mencerna analoginya, karena saya tau kamu yang paling tau cerita ini. Dimana awalnya, kemana akhirnya, saya rasa kamu yang akan selalu saya bagi. Terima kasih sudah ada dan menjadi nyata hari ini :)

Tidak ada komentar: