9 Desember 2014

Ketika tak ada lagi tempat mengadu, pada siapa lantas manusia berkesah? Debaran jantung yang kian cepat membuat saya lantas cepat ambil inisiatif mencari penyebab. Baca satu dua artikel dan menemukan gejala paling masuk akal atas debaran ini. Bukan, bukan kasmaran.
Diagnosa ini sudah ada beberapa tahun lalu. Satu dua dan banyak hal akhirnya harus terkubur oleh banyaknya kebutuhan hidup.
Sewajarnya seperti sakit flu yang saya derita saat ini, saya lantas memberi tau orang terdekat saya, bernama keluarga. Apa daya pahit harus ditelan sendiri. Tercekak rasanya bila harus membagi debaran ini. Bukan sombong, saya jauh dari mampu tapi rasanya malu masih menjadi beban hidup bahkan disaat mengijak 26 tahun.
Biarlah terkubur bersama banyaknya kebutuhan hidup saja. Sambil saya cari cara menyudahi debaran ini. Tuhan tau saya malu, bukan mampu dan saya harus menyimpan ini. Sendiri.

Tidak ada komentar: