24 Oktober 2011



Bagaimana cara sampaikan sesuatu yang tak bisa diutarakan dalam kata?
kemudian ia terduduk, menatap kosong. mungkin berpikir atau berkhayal?

Tuhan, kalau aku bisa bicara dengan baik aku pasti jelaskan padamu bagaimana rasanya.
Kalau aku bisa rangkaikan seapik mungkin apa yang ingin ku katakan,
tentu aku tak perlu menangis dan bersimpuh, bukan?
Kalau aku bisa rangkumkan seluruh peristiwa yang terjadi,
ahhh itukan hanya kalau aku bisa Tuhan. Faktanya? Aku tidak bisa.

Tuhan, mulutku terkatup lagi. Terkunci.
Kali ini, aku titipkan kuncinya padamu yaa.
Kau tentu tau mengapa kali ini aku titipkan kunci itu padamu bukan?

Owya, Tuhan, apa kau ingat dimana aku letakan kunci kotak itu?
Kotak tempatku menyimpan benda paling rapuh yang kupunya.
Duhh, aku lupa. Hemm, mgk ada baiknya kunci itu hilang juga sekarang.
Jadi dia akan aman nyaman bersemayam dalam damai.

Hei, betapa baiknya engkau Tuhan, sudah membantu merenovasi dinding2 itu.
Ahhh, sebagian sisi memang belum beres namun dalam sekejap mata akan segera beres.
Ya kan Tuhan?

Owya tuhan yang baik, bisakah ajarkanku menjelaskan tanpa kata?
Karena Tuhan, jujur aku lelah. Terlalu lelah untuk bercerita dan meminta.
Sedang dia, mereka dan lainnya bukan engkau Tuhan,
yang Maha Tau bahkan saat aku diam.


Tidak ada komentar: