dalam sebuah buku ada kalimat
"bersamaku, kamu tak perlu bermimpi"
pada sebuah buku lainnya
"kamu ga perlu takut bermimpi, ada aku menemani"
seseorang berkata
"dream makes us alive"
pagi ini saya membaca sebuah syair di kompas
ada bagian dimana sang penyair mengurai makna mimpi baginya
kurang lebih sama pemaknaan mimpi baginya dengan saya
bermimpi adalah bagian dari menghadapi kenyataan
saat kita memutuskan bermimpi, maka kita dihadapkan pada pilihan yang membawa kita menemui kenyataan
saya jarang punya mimpi
karena saya takut menghadapi kenyataan
buat saya lebih baik saya dihadapkan langsung pada sebuah kenyataan
ketimbang harus disuruh bermimpi
kemudian saya bangun dan menemukan bahwa yang tadi saya rasakan hanyalah mimpi
sore itu saya tertidur
dan saya bermimpi
tentang anda
tentang sebuah tangan yang menggenggam
tentang pembicaraan yang tertunda
tentang hidup yang akan dilalui
tentang berbagi gelas lagi
tentang saya
tentang anda
tentang kita
ada anda yang begitu jelas rautnya terpahat dalam mimpi saya
bahkan anda sangat nyata dalam mimpi saya
suara anda, wangi anda, wajah anda
ahh nyata sekali
saya senang
bahagia
sampai sesaat sebelum saya dikembalikan Tuhan ke bumi
kedalam tubuh gemuk ini
tepat diatas kasur saya
dan saya hanya
mendesah dan bergumam "haah, cuman mimpi"
yaa saya takut bermimpi
mimpi membuat saya takut menghadapi kenyataan
lebih baik menjalani kenyataan pahit
dibanding memimpikan keindahan
saya lelah bermimpi
saya seorang pemimpi dulu
saya lelah bermimpi
terlebih tentang anda
puluhan kali anda menjadi makhluk dalam mimpi saya
namun tak satu kalipun anda menjadi kenyataan buat saya
21022010
01:22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar