__________________________________________________________________________
Jakarta, 2012
Halo sayang,
Saat surat ini kamu temukan, pastinya aku sudah tidak lagi mendampingimu sebagaimana yang kita rencanakan dulu. Karena sampainya surat ini ditanganmu, menandai jauhnya sudah aku melangkahkan kaki.
Sayang, saat ini aku hanya perlu sedikit lebih tau diri. Setidaknya mulai saat ini. Lebih tau diri untuk mampu memposisikan dimana seharusnya aku berdiri, berdiri di dunia mu, di wilayah mu.
Banyak serpihan kenangan yang sudah kadaluarsa, sayang. Izinkan sejenak aku rampungkan pengoleksian ini, sekedar memungut serpihan tak bermakna yang masih tersebar di ranah mu. Setelah itu, voila! disapparate..
Aku tak beranjak masuk lebih jauh. Jelas aku tak bisa, bertahun telah mencoba dobrak aneka pintu yang kau kunci. Dan yaa aku tak bisa. Jadi jangan kuatir, aku tak kan mampu rusak lembaran yang baru sedang kamu tulis.
Saatnya sudah tiba. Bertahun ku tunda, bertahun tak tau diri ku jalanin, apa kamu pernah merasakan menjadi aku? Ahh, jangan sampai. Semoga tidak. Tuhan sangat baik, aku sudah memintanya menjaga mu. Semoga kali ini Tuhan kembali dengarkanku.
Aku yakin kamu akan menjagaku namun mungkin bukan saat ini, bukan dikehidupan ini. Aku juga yakin semua janji yang pernah ada, semua ikrar tak tertulis yang kita buat tanpa dasar dan semua mimpi yang pernah kita bagi, suatu saat akan kembali menjadi satu, terwujud.
Sayang, serpihan ini aku bawa ya, tak ada lagi sampah di ranah mu.
Life well, dear.
I love you as I always do.
your dearest love,
Harapan Senja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar