hallooo selamat pagi dunia (^^)
saya sudah terduduk di depan komputer ini lebih banyak satu jam dari seharusnya.
pantat saya cukup panas memang tapi, that's nice haha saya suka suasana sepi kantor.
membuat saya bisa berpikir lebih jernih karena bila para penghuni lainnya tiba, keramaian akan segera terjadi.
apa yang mau saya bicarakan pagi ini? entahlah, belum menemukan konsep pasti. apa saya menulis dengan konsep? tidak, tidak pernah dan tidak bisa haha. tulisan yang ada di blog ini saya tuliskan begitu saya, mengalir, membiarkan si jari jemari menari sesuka hati. emm, hitung-hitung latihan men-sinkronisasi-kan hati, pikiran dan anggota tubuh lainnya.
beberapa hari yang lalu, seorang teman baik mengirimkan tulisannya via email kepada saya. beliau berencana mem-posting di web pribadinya. ada sekelumit cerita tentang saya sebagai prolognya, cukup terharu dengan perkataanya tentang saya.
kira-kira begini yang beliau bilang, "saking seringnya galau, banyak teman saya tidak lagi peduli pada kisahnya, mereka selalu bilang 'aah, itu lagi itu lagi, klasik!' atau mungkin 'aah, ntar juga balik lagi', dan semuapun berlalu meninggalkannya. tapi saya selalu cukup tertarik mendengarkannya, mendorongnya untuk bisa memulai kisah baru yang lebih seru"
poin yang ingin saya sampaikan adalah saya sering galau, bahkan seorang teman pernah bilang kalau galau itu hobi saya. emmm, mungkin dia benar. bukan galau menurut saya, itu adalah sebuah sentimentil pribadi atas keadaan, jujur dari perasaan terdalam hahaha *loeebaaay* yaa memunculkan kesan labil memang. galau itu ga mudah loh! *bukannya mikir malah bangga* soalnya untuk bisa galau, anda harus merasakan kesakitan, kalau bisa kesakitan yang luaaarrrr binasaaaaaa supaya galau anda maksimal.
ehemm, oke oke. bukan tentang galau yang mau saya bahas disini tapi tentang apa yang orang pikirkan tentang saya. belakangan, setelah sebuah "badai topan bin tornado binti tsunami" menghampiri kehidupan saya, saya jadi berpikir bahwa apapun yang terjadi dalam hidup ini tidak ada orang lain yang bisa mengobrak-abrik hidup kita selain diri kita sendiri atau bagusnya adalah ga ada orang lain yang punya kekuatan lebih untuk menata kehidupan orang lain.
ini hidup kita, kita yang tentukan arahnya, kita yang tentukan kecepatannya, kita yang tentukan jalurnya. saya adalah orang yang memikirkan apa kata orang, yaaa, itu penting memang karena kadang kita ga bisa berkaca sendiri. butuh kaca yang dibawa orang lain *minjemlah mungkin*. cuman poinnya adalah mendengarkan kata orang, menyenangkan orang lain, berperilaku sebagaimana yang enak dilihat orang membuat saya jengah. karena pada faktanya, kita atau mungkin saya, tidak cukup hebat untuk bisa menyenangkan semua pihak.
yaa jengah, jenuh, muak dan bosan. mengapa justru orang lain yang mengendalikan hidup saya? ini hidup saya, saya yang pegang kendali. anda sekalian adalah cermin untuk saya senantiasa berkaca, meluruskan jalan saya yang terkadang nyeleneh atau menunjukan jalan lain yang tak tampak. anda sekalian bukan sekedar penonton buat saya, tapi tak lebih dari pemirsa setia.
apa kaitannya dengan ke-galau-an akut yang saya derita? *euumm derita ga yaa?*
yaa galau yang katanya merupakan hobi saya itu adalah jalur yang harus saya lalui. jalan yang saya pilih untuk jujur pada diri sendiri. ini butuh pembelajaran. sebagaimana yang saya bilang, galau itu ga mudah loh karena dalam galau saya berpikir apa yang saya dapatkan dari semua fase ini. apakah saya akan menjadi lebih dewasa? lebih stabil? atau makin kekanak-kanakan?
ini bukan titik balik, sudah terlalu terlambat rasanya bila baru mengalami itu, bagi saya. banyak titik balik dalam hidup saya yang saya sendiri ga tau mana yang paling memberi efek. yang saya tau, saat ini, saya hanya mau jujur bertindak dan berpikir. bukan tidak peduli apa kata orang tapi saya memberi porsi lebih untuk diri saya bereksperimen dan menyenangkan dirinya. memberikanya ruang lebih luas sehingga ia layak berkembang.
mungkin cara saya salah, mungkin kurang tepat diterapkan pada makhluk lainnya. hanya saja, bagi saya, fase ini harus saya lalui. saya harus lalui dengan jujur. bukan terbawa emosi hanya ingin jujur pada diri. tak perlu menahan yang tak pasti dan tak usah menahan yang kita tau akan pergi.
jadi, ke-galau-an akut itu semata adalah bentuk apresiasi saya terhadap keadaan. saya lebih suka air sungai daripada air bendungan. itu mengapa saya biarkan diri mengikuti alur yang ia inginkan. seorang sahabat bilang, "diri kita udah punya mekanisme han untuk menyelesaikan masalah". benar, tepat sekali, dan inilah mekanisme saya.
melakukan apa yang saya mau lakukan dengan tetap menjadikan kalian semua cermin untuk saya. melakukan hal yang jujur tanpa membohongi diri sendiri walau kalian mencaci.
karena saya hanya ingin jujur pada diri sendiri :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar