Suatu hari, akan saya miliki sebuah kamar menghadap ke laut dengan sedikit pemandangan kebun sederhana sebelumnya. Akan ada bunga lili tertanam apik membatasi taman dan lautan. Terlihat hamparan pasir pantai yang tak banyak namun cukup untuk menegaskan rumah itu ada di tepi laut.
Penglihatan saya tak’kan jauh dari tenggelammnya mentari yang buat lautan keemasan. Akan secara sadar saya menantikan atau mengikuti pergantian kuasa dewa malam dengan peri pagi.
Kecupan lembut mentari pagi yang hangat haruslah cukup membuat saya bersyukur. Bersyukur atas kecukupan jiwa saya atas pemandangan yang cukup di luar jendela ini, tempat saya terduduk saat ini.
Saya akan banyak menghabiskan waktu duduk disana. Tepian jendela besar. Tepian jendela itu akan cukup untuk diduduki, entah dalam pose bersimpuh atau termenung. Bingkai putih dikeempat sisi tak menjadi penghalang.
Korden kuning gading lembut nan tipis dengan motif hijau dedaunan seolah membungkus saya dari pandangan dewa malam. Namun akan saya cukupkan untuk cahaya bulan mengintip masuk lewatnya.
Dari dalam jendela mungkin akan saya lihat pria tersenyum manis melambaikan tangannya pada saya, seolah mengisyaratkan cinta di hatinya. Pun gadis kecil yang sibuk merawat lili dihadapannya, tersenyum manis memandang kearah saya. Ahh, senyuman menenangkan dipadukan dengan deburan ombak samar-samar.
Senyuman itu, senyuman itu harusnya cukup membuat saya bersyukur. Bukan hanya bersyukur atas kecupan mentari tapi juga senyum cahaya kehidupanku kelak.
Ketika jenuh menyergap saya tiba-tiba dan stress mulai merajalela, jendela ini adalah pintu yang akan membuang semua gundah ke angkasa. Menenggelamkan asa dalam-dalam.
Sejak kecil hanya bintang itu yang sanggup tenangkan saya. Pun demikian saat itu. Harusnya langit bertabur bintang cukup buat saya bersyukur.
Tapi apa? Apa saya bersyukur?
Mungkin nanti, saat saya termenung disudut jendela itu sambul memandang lili yang berbatasan dengan laut. Mungkin saya akan mensyukuri semua hidup yang Kau pinjamkan, Tuhan. Namun sekarang, aku masih belajar. Belajar bersyukur.